ketika ku coba berjalan berlawanan jarum jam
aku terjatuh, terduduk, menangis
aku terlalu lemah untuk melawan waktu
waktu terlalu kuat bertahan dan berjalan
Tuhan,
tak bisa kah ku kembalikan waktu ku pada saat itu?
tak bisa kah ku mundurkan jalan hidup ku untuk kembali ke saat itu?
saat dimana seharusnya otak dan hatiku ikut berbicara
bukan setan
bukan siapapun kecuali aku
ketika aku yang sekarang menyadari bahwa aku telah meninggalkan noda
untuk diriku sendiri dan kamu
kamu yang akan selalu ingat
aku yang akan selalu berdosa
Tuhan,
beri aku koma
beri aku kesempatan
karena setiap penyesalan datang ketika aku sudah terdiam kaku banjir air mata
aku sudah banjir air mata
aku sudah kaku
aku .....
aku butuh koma untuk melanjutkan perjuangan ku
untuk membuat aku kembali bayi
untuk membuat kamu lupa semua kecuali bahagia bersama ku
Monday 14 January 2013
Saturday 12 January 2013
tulisan yang tak akan pernah terbaca
saatnya perempuan ini menulis tentang apa yang ia rasakan,
malam ini
pagi ini
disini
dingin ..
tulisan ini mungkin tak akan pernah terbaca siapapun kecuali perempuan ini
tulisan ini tak punya objek
bukan untuk dibaca, hanya sekedar barisan kata-kata. indah atau tidak, tak ada seorangpun yang ambil pusing. titik
mungkin ada saat dimana perempuan ingin sekali mati. seperti sudah hancur harapan dan cita-citanya, walaupun sebenarnya jalan pun belum sama sekali terlihat.
aku ingin mati
matiku saat ini bukan sia-sia
aku mati menyayangi mu
tapi mati ku juga sia-sia
karena kamu tidak percaya
tapi hidup pun aku sia-sia, aku hidup ditengah ketidak-percayaan mu
aku bukan siapa-siapa di masa lalu siapapun
aku belum menjadi siapa-siapa di masa depan siapapun
aku belum menjadi perempuan yang bisa dikenang atas hidup ku saat ini
lalu aku harus hidup atau mati
aku tak meninggalkan apa-apa selain luka terbuka
luka yang akan mengingatkan siapapun tentang betapa tolol nya aku
terutama kamu
aku tak punya kuasa untuk menghilangkan luka itu
menutupnya saja aku tak mampu
aku harus bagaimana
karena setiap barisan dari apa yang aku lakukan, setiap puisi yang keluar dari hati ini cuma sekedar senandung yang sehari saja bertahan mungkin mukjizat
aku terjaga dari tidur lelap ku
terjerembab sepi
menyesali yang telah terjadi
memaklumi yang terjadi
dan diam
aku tak tau harus bagaimana
mati saja
dengan apa
aku punya banyak obat, tapi obat itu pahit
aku punya kain panjang tapi kehilangan nafas itu sakit
aku cuma punya maaf
yang tak akan pernah termaafkan
aku sedih walaupun tak seorangpun perduli
tapi biarlah
toh tulisan ini tak akan terbaca
malam ini
pagi ini
disini
dingin ..
tulisan ini mungkin tak akan pernah terbaca siapapun kecuali perempuan ini
tulisan ini tak punya objek
bukan untuk dibaca, hanya sekedar barisan kata-kata. indah atau tidak, tak ada seorangpun yang ambil pusing. titik
mungkin ada saat dimana perempuan ingin sekali mati. seperti sudah hancur harapan dan cita-citanya, walaupun sebenarnya jalan pun belum sama sekali terlihat.
aku ingin mati
matiku saat ini bukan sia-sia
aku mati menyayangi mu
tapi mati ku juga sia-sia
karena kamu tidak percaya
tapi hidup pun aku sia-sia, aku hidup ditengah ketidak-percayaan mu
aku bukan siapa-siapa di masa lalu siapapun
aku belum menjadi siapa-siapa di masa depan siapapun
aku belum menjadi perempuan yang bisa dikenang atas hidup ku saat ini
lalu aku harus hidup atau mati
aku tak meninggalkan apa-apa selain luka terbuka
luka yang akan mengingatkan siapapun tentang betapa tolol nya aku
terutama kamu
aku tak punya kuasa untuk menghilangkan luka itu
menutupnya saja aku tak mampu
aku harus bagaimana
karena setiap barisan dari apa yang aku lakukan, setiap puisi yang keluar dari hati ini cuma sekedar senandung yang sehari saja bertahan mungkin mukjizat
aku terjaga dari tidur lelap ku
terjerembab sepi
menyesali yang telah terjadi
memaklumi yang terjadi
dan diam
aku tak tau harus bagaimana
mati saja
dengan apa
aku punya banyak obat, tapi obat itu pahit
aku punya kain panjang tapi kehilangan nafas itu sakit
aku cuma punya maaf
yang tak akan pernah termaafkan
aku sedih walaupun tak seorangpun perduli
tapi biarlah
toh tulisan ini tak akan terbaca
Subscribe to:
Posts (Atom)